Enam Lagu Yang Mendefinisikan Paloh Pop


Disadari atau tidak, sosok Ade Paloh sudah menjadi salah satu figur penting dalam dunia musik Indonesia dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Melalui bandnya SORE, Ade telah menciptakan lagu-lagu yang sedemikian nikmat untuk telinga orang banyak. Ade juga telah terlibat dalam beberapa proyek musik dari berbagai band dan musisi.

Bagi para musisi pada khususnya, lagu-lagu Ade Paloh mungkin tanpa mereka sadari telah berpengaruh pada proses penulisan lagu. Tanpa bermaksud untuk berasumsi bahwa para musisi itu meniru gaya penulisan lagu Ade Paloh. Karena bisa juga referensi musik yang didengarkan Ade Paloh dengan para musisi itu kebetulan sama. Pada hasilnya, karya yang dihasilkan terasa berdekatan.

Berikut ini adalah enam karya musik yang saya rasa berdekatan dengan apa yang biasa dihasilkan Ade Paloh dalam setiap lagunya. Musik-musik yang lekat dengan nuansa Ade Paloh dilabeli sebagai Paloh Pop.

Istilah Paloh Pop ini pertama kali saya dengar dari Giovanni Rahmadeva, drummer Polka Wars yang juga menjadi drummer dari Marsh Kid. Saya pikir lucu juga istilah itu untuk mengolongkan musik-musik dengan progresi kord kaya serta melodi kuat dengan falsetto yang terdengar menyeret nan mendayu, seperti yang selama ini kita dengar di lagu-lagu ciptaan Ade Paloh.

Jadi inilah enam lagu yang mendefinisikan Paloh Pop:


Belum lama ini telinga saya dikejutkan oleh kedatangan lagu melodius yang adiktif untuk didengar. Lagu ini diciptakan dan dinyanyikan oleh Noh Salleh asal Malaysia yang sebelumnya dikenal sebagai vokalis band Hujan. Dalam lagu "Angin Kencang", mulai dari progresi kord yang mengalir ringan hingga gaya menyanyi falsetto yang tipis menjadikan lagu ini sebagai contoh paling tepat dari apa yang digolongkan sebagai Paloh Pop. Dan lagu ini pun terdengar seperti sebuah lagu SORE yang tak pernah dirilis melalui aransemen yang rimbun dengan bebunyian buah kreasi Adink Permana dan Ramondo Gascaro sebagai produser.




Saya baru mendengar satu lagu dari Tropical Thrust, band indie rock asal Jakarta. Lagu berjudul "Hampakata" ini menurut pengakuan bandnya dalam deskripsi di Youtube adalah lagu pertama yang mereka tulis bersama. Pada proses pembuatannya lagu ini juga dibantu oleh Ade Paloh dalam rekaman dan pemberian judul. "Hampakata" walau dibungkus dengan irama yang menghentak-hentak dan aransemen musikal pengaruh dari beberapa band post rock di luar sana namun saya juga masih bisa merasakan pengaruh dari rentang melodi yang biasa diciptakan oleh Ade Paloh. Walau samar tapi terasa. Dan bukan kebetulan, dalam sebuah penampilan akustik yang direkam oleh Qub TV, Tropical Thrust membawakan lagu ini dengan menghadirkan Ade Paloh sebagai vokalis tamu.




Samiun adalah nama sementara dari proyek seorang singer/songwriter bernama Rizki Yogaswara (Yogas) yang kini sedang dalam proses rekaman. Yogas sebelumnya menjadi ujung tombak dari Swimming Elephants, sebuah band yang layu sebelum berkembang karena bubar sebelum mereka sempat menyelesaikan dan merilis album debut. Yang menjadi produser dari album yang tak pernah dirilis itu adalah Ade Paloh, figur yang memiliki kedekatan dan pandangan yang sama terhadap musik dengan para personil Swimming Elephants, termasuk Yogas. Karena keterikatan yang kuat itulah membuat selera musikal antara Ade dan Yogas masih dalam satu area yang sama. Lagu lagu "Lost" ini menjadi representasi paling melankolis dari apa yang digolongkan sebagai Paloh Pop.




Dalam album penuh kedua mereka, Payung Teduh membuat lagu jawaban dari lagu "Setengah Lima" milik SORE melalui lagu mereka "Menuju Senja". Sepertinya lagu "Menuju Senja" ini merupakan sebuah penghormatan dari Payung Teduh untuk SORE. Lagu ini memuat inti dasar yang harus dipenuhi dalam kaidah melodi ala Ade Paloh: ujung-ujung nada yang menyeret ke nada tinggi yang dibungkus oleh gaya menyanyi falsetto. Nuansa Ade Paloh dalam lagu ini semakin membawa atmosfir SORE karena dibumbuhi oleh aransemen menawan arahan Ramondo Gascaro (produser album ini) yang sejauh ini saya katakan sebagai partner Ade Paloh paling ideal dalam memproduksi lagu.




Sigit Pramudita, vokalis dari band folk asal Bandung, Tigapagi pernah mengaku kepada saya bahwa saat pertama kali ia menulis lagu "Alang-Alang", sosok Ade Paloh yang langsung muncul di benaknya untuk menyanyikan lagunya tersebut. Karena itu juga pemilihan nada di lagu ini seperti sebuah pakaian jadi yang sesuai ukuran terhadap lantunan suara mendayu Ade Paloh. Walaupun saya pribadi lebih menyukai versi yang dinyanyikan Sigit dibandingkan versi Ade Paloh yang dapat didengar di bawah ini. Itu masalah selera saja. Bagaimanapun "Alang-Alang" juga turut memeriahkan lagu-lagu bernada Paloh Pop yang melanda dunia musik indepedent Indonesia sekarang ini.





Lagu "Cahaya Harapan Impian Karunia Angkasaraya" ini sempat bertengger sebagai lagu yang paling saya dengar sepanjang tahun 2012. Walaupun masih demo, namun tidak melunturkan keindahan lagu yang diciptakan oleh Topan Daru, drummer band asal Jogja, The Monophones. Setiap nada yang terlantun di lagu ini terasa tulus membuai sekaligus menusuk hati. Mengingatkan seperti apa yang biasa dilakukan Ade Paloh dalam setiap lantunan melodinya. Jadi lagu ini pun sah untuk masuk ke dalam ranah Paloh Pop.




Billy Saleh adalah gitaris dari band indie rock Polka Wars dan juga ia membantu departemen gitar pada proyek yang dibuat Ade Paloh, Marsh Kid. Di beberapa kesempatan Billy juga membantu penampilan SORE sebagai vokal latar. Jadi tidak heran karena kedekatan tersebut, ada sisi-sisi Paloh Pop yang menyembul di sana sini dalam lagu ciptaan Billy. Salah satu contohnya di lagu "Parapattan Mingo" yang memuat nada-nada berayun yang lagi-lagi menyelipkan sedikit falsetto sebagai penghantar melodi ke bagian chorus yang seakan membawa kita sejenak terangkat ke surga.




Komentar

  1. Lagi kerja denger ginian endeus kaak.. :D

    BalasHapus
  2. Baru tau kalo Swimming Elephant yg produserin Bang Ade.. Tapi kenapa bisa bubar ya? Sayang bgt tuh..

    BalasHapus
  3. katanya doi emang dari kecil emang tumbuh dengan musik2 seperti P. Ramlee dan Sam Saimun, makanya jatohnya jadi kaya gini. Superb! Thank God saya punya selera musik kaya gini, ahahaha #narsis

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Day #11: The Like In I Love You

Lampau: Ulasan Album Centralismo - SORE