Ketagihan Soundrenaline


Pada Road to Soundrenaline akhir pekan lalu saya ketinggalan penampilan dari 70s Orgasm Club. Cukup menyesal juga karena melewatkan penampilan perdana mereka di panggung besar.

Untuk mengobati kekecewaan, saya lalu mengobrol dengan frontman 70s Orgasm Club, Anto Arief. Anto bercerita mengenai pengalamannya bermain di panggung besar Soundrenaline yang diakuinya membuat ketagihan.

Semua foto oleh Shutter Beater



Apa reaksi lo saat 70s Orgasm Club dikonfirm untuk menjadi salah satu penampil di Road to Soundrenaline?

Senang, pastilah. Image Soundraneline itu kan festival rock besar skala nasional, dengan konten 100% lokal lagi. Jadi bermain di acara ini semacam menjadi titik tolak band kami diakui. Dengan format baru 70's Orgasm Club yang lebih bertenaga ini kami belajar hal baru. Kalau bermain dengan bagus, pasti orang akan notice dan kita akan lebih sering diundang bermain di acara-acara lainnya.

Sebelumnya pernah datang ke Soundrenaline ? Kalau iya di tahun berapa saja?

Tahun lalu saja.

Apa yang terbayang selama ini ketika mendengar nama Soundrenaline?

Pada penyelenggaraan beberapa tahun terakhir sepertinya mereka berusaha lebih fokus ke musik rocknya. Terbukti waktu gue datang tahun lalu dan liat band-band kenceng yang main mendominasi. Terutama bisa lihat Burgerkill di panggung utama depan ribuan massa. Lebih terasa unsur memanjakan musik rock

Bisa diceritakan situasi penampilan kalian kemarin di Road to Soundrenaline?

Panggung raksasa dengan lidah panggung berbentuk huruf D, sound system yang bagus plus ketepatan waktu dan jadwal show yang mengagumkan. Meskipun bermain singkat dan menjadi band pembuka dan ditonton segelintir orang.

Bayangan main di soundrenalin ada sih, tapi bukan di main stage. Karena di acara Soundrenalin sesungguhnya, band-band seperti kami bermain di stage kecil. Jadi cukup bersemangat dan antusias juga bisa main di main stage. Beruntung juga sih.


Bagaimana mengakali situasi panggung yang besar di Soundrenaline dengan format band trio?

Untuk pertama kalinya gue main gitar pakai kabel wireless demi acara Road to Soundrenalin ini, supaya bisa menjelajah panggung ke seluruh penjuru panggung. Gue juga berusaha lebih banyak bergerak dan pecicilan. Main di panggung besar sambil pecicilan ngga bisa diem jalan-jalan sana sini, adalah pengalaman baru yang seru. Dan gue jadi nagih untuk main di panggung besar seperti Soundrenaline ini lagi.

Kalau format trio sendiri kan ada beberapa band, salah satunya Netral sebagai sesama band trio. Jadi sudah kebayang menyiasatinya.


Apa yang membedakan festival Soundrenaline dengan festival musik sejenis di Indonesia?

Unsur lokal 100% nya.

Apa kekurangan Soundrenaline menurut lo? Dan apa yang harus dilakukan Soundrenaline untuk menjadi festival musik yang lebih baik lagi ke depannya?

Kemarin yang paling terasa adalah trouble shooting karena drummer gue selalu bawa drum sendiri. Kalau band bawa ampli sendiri sudah biasa kan. Dan karena kami band pembuka mau ngga mau harus ngalah dan menyesuaikan diri. Meski akhirnya bisa pakai drum sendiri setelah berdebat panjang.

Ke depannya, Soundrenalin harus tetap ada dan mempertahankan kelokalannya.

Kalau lo sebelumnya pernah datang ke Soundrenaline dan kemarin juga telah bermain di sana, lebih enak mana, menjadi penonton Soundrenaline atau menjadi penampil Soundrenaline?

Kalau bertanya hal ini kepada pemain band ya tentu enakan jadi penampil lah. diakui dan punya akses backstage bisa bertemu musisi lain.



Untuk artikel lainnya mengenai Soundrenaline dapat dibaca pada http://bit.ly/SNDRNLNBDG

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Day #11: The Like In I Love You

Lampau: Ulasan Album Centralismo - SORE

Enam Lagu Yang Mendefinisikan Paloh Pop