Kegelapan Yang Indah dari Sarasvati

Tidak banyak vokalis yang tetap sukses saat mereka memutuskan keluar dari bandnya. Namun yang terjadi pada Risa Saraswati adalah sebaliknya. Saat ia tidak lagi menjadi vokalis dalam band elektronik pop Homogenic dan menjadi penyanyi solo, karier bermusiknya malah lebih bersinar.



Dengan nama Sarasvati (diambil dari asal usul nama terakhirnya, yang berarti dewi pengetahuan, Risa menorehkan warna unik pada industri musik Indonesia. Musik Sarasvati adalah musik pop imajinatif yang gelap namun indah.


Tahun 2010, Sarasvati merilis mini album “Story of Peter” yang disambut positif oleh berbagai kalangan. Album ini juga mendapat nominasi AMI Awards 2012 untuk Karya Produksi Lintas Bidang/Alternative Terbaik.

Kini, Sarasvati sedang menyelesaikan proses rekaman untuk album kedua — yang sudah dimulai sejak satu bulan lalu. Untuk mengoptimalkan proses rekaman, Sarasvati memutuskan untuk absen dari panggung-panggung musik untuk sementara waktu.

Di sela kegiatan rekaman, Risa Saraswati bercerita kepada saya mengenai perkembangan terbaru Sarasvati, kekhawatirannya untuk dikenal sebagai indigo hingga rencana untuk menyudahi Sarasvati.


Mungkin banyak yang belum tau. Sarasvati itu sebuah proyek solo? Band pendukung Risa? Atau sebagai satu kesatuan band?

Awalnya Sarasvati adalah proyek iseng. Saya kebetulan lagi mulai nulis lagu sendiri. Namun kemudian, saya banyak mendapat bantuan dari teman-teman musisi yang pada akhirnya mereka membantu terus dalam setiap penampilan panggung Sarasvati. Sekarang Sarasvati berkembang menjadi sebuah proyek musik yang lebih serius. Dan saya lebih menyukai menyebut Sarasvati sebagai sebuah band.

Risa pribadi memiliki kemampuan indera keenam. Dan sekarang juga semakin sering tampil di beberapa media nasional sebagai seseorang yang memiliki kelebihan tersebut. Apakah tidak takut nanti masyarakat lebih mengenal Risa sebagai orang yang memiliki indera keenam dan bukan sebagai penyanyi?

Saya agak khawatir akan hal itu sih. Saya pasti akan lebih suka dikenal sebagai musisi ketimbang orang indigo. Untuk saat ini, fokus saya terpusat pada Sarasvati. Saya tidak terlalu memusingkan pendapat orang lain. Walau tidak bisa dipungkiri sebenarnya saya juga tidak terlalu nyaman dengan kegiatan yang terlalu mengeksploitasi kemampuan saya yang lain.

Risa telah menerbitkan sebuah buku berjudul “Danur”. Bagaimana respon masyarakat sejauh ini terhadap buku Danur? Dan apakah akan menerbitkan buku selanjutnya?

Responnya luar biasa. Diluar ekspektasi saya sebelumnya. Saat ini saya tengah merampungkan buku kedua saya yang rencananya akan dirilis bersamaan dengan album kedua Sarasvati.

Sekarang Sarasvati juga memiliki klub pengggemar yang bernama Sarasvamily. Bisa diceritakan mengenai Sarasvamily? 

Sarasvamily memiliki anggota dari berbagai kota di Indonesia. Mereka adalah sahabat-sahabat Sarasvati yang selalu memberi dukungan kepada saya dan para personil Sarasvati yang lain. Sarasvati dan Sarasvamily sudah benar-benar seperti keluarga. Di luar panggung pun, saya dan teman-teman di Sarasvati selalu menyempatkan untuk berkumpul bersama dengan Sarasvamily dan melakukan banyak hal yang menyenangkan.

Kembali ke soal Sarasvati. Apakah ada perubahan proses kreatif dari album pertama dengan album kedua ini? 

Sebenarnya prosesnya hampir sama. Saya masih menulis lagu, namun kali ini hampir semua personel Sarasvati ikut berpartisipasi dalam proses penggarapannya. Jauh lebih menyenangkan.

Mengapa masyarakat harus menunggu album Sarasvati selanjutnya dengan antusias?

Album kedua Sarasvati mungkin akan menjadi album terakhir. Karena merupakan titik puncak dari kemunculan kami selama ini. Mungkin akan menjadi sebuah karya langka yang akan kalian cari suatu saat nanti.




Artikel ini tayang di Yahoo! Indonesia pada tanggal 7 Agustus 2012

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Day #11: The Like In I Love You

Lampau: Ulasan Album Centralismo - SORE

Enam Lagu Yang Mendefinisikan Paloh Pop