Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2010

Nirdeteksi: Roman Foot Soldier

Gambar
Sebuah band dalam negeri sering dinilai bagus atau tidak dari kemiripan mereka dengan band luar negeri. Istilahnya, “bule banget”. Padahal, makin “bule” sebuah band bukan berarti makin bagus. Tetapi yang disuguhkan Roman Foot Soldier memang patut diberi dua jempol. Produksi musik dan pelafalan bahasa Inggris sang vokalis membuat saya tak menyangka bahwa mereka band lokal. Corak musik indie rock mereka — yang dipengaruhi musik Amerika serta Inggris — sebenarnya tidak lagi baru tapi masih enak didengar. Band ini terbentuk di Vancouver, Kanada, sementara single mereka “Street Without Sign” dibuat di Indonesia sekitar tahun 2009.

Soulular Niggunim mixtape

Gambar
Terkadang lagu tidak memerlukan lirik di dalamnya. Hanya berbekal melodi yang dibungkus dengan aransemen musik saja, sebuah lagu sebenarnya sudah dapat kita nikmati. Saya selalu menyukai lagu-lagu nirlirik. Dimana melodi menjadi mandiri dan berperan sentral tanpa disertai kumpulan kata yang bercerita. Pada beberapa mixtape yang saya buat terdahulu, sebisa mungkin saya selipkan satu atau dua lagu instrumental. Memang tidak bisa banyak-banyak. Karena biasanya lagu-lagu instrumental rentan membuat orang bosan. Disebabkan pada lagu instrumental orang tidak bisa berpartisipasi aktif (bernyanyi). Hanya ada proses pasif yakni mendengar.

Nirdeteksi: Swimming Elephants

Gambar
Di belantara Myspace yang riuh, tanpa sengaja saya tersesat pada halaman dari sebuah band asal Jakarta yang bernama Swimming Elephants. Band ini hanya menampilkan dua buah lagu saja pada halaman mereka. Namun kedua lagu itu sangat menarik perhatian saya. Saya mendengar sebuah komposisi musik pop bernas dengan orkestrasi suara rendah hati yang dipimpin oleh vokal berkarakter dari vokalis Rizki Yogaswara. Selain Rizki Yogaswara, Swimming Elephants diperkuat oleh Wisnu Andita (drum, perkusi, vokal latar), Dion Permadi (bas, vokal latar), Gilar Di Aria (keyboard, gitar, perkusi), Saras Juwono (vokal, keyboard, recorder) dan Aprilia DH (glockenspiel, perkusi).

Sentimental Lady - Bob Welch

Gambar
Saya sering mendapati sebuah lagu yang menarik dari film.  Biasanya lagu-lagu tertentu seperti mendapat nyawa baru ketika diselaraskan dengan adegan-adegan pada film. Di beberapa kasus, film juga dapat menjadi medium publikasi baru dari lagu-lagu yang sebelumnya tidak banyak didengar orang. Seperti yang alami ketika mendengar lagu “Sentimental Lady” dari Bob Welch ini. Saat itu saya sedang berada di kamar teman kos. Ia sedang menonton sebuah film berjudul Grown Ups. Karena saya tidak tertarik dengan filmnya, maka saya menghabiskan waktu di depan komputer saja untuk browsing internet. Di pertengahan film, seketika perhatian saya teralihkan dari internet saat mendengar lagu “Sentimental Lady” ini. Dari intro gitar multi lapis yang catchy hingga refren yang sangat ramah di telinga membuat saya terdiam sejenak untuk menyimak lagu ini dengan sungguh-sungguh. Karena saya sedang browsing, saya lalu segera mencari lagu itu dengan bantuan paman Google yang baik hati. Ti

Interpretasi OMD dan Gorillaz terhadap The XX

Gambar
Jika sebuah lagu dari band baru didaur ulang oleh musisi atau band yang sebelumnya telah lebih dulu eksis dan berpengaruh, pasti ada sesuatu yang spesial dari band baru tersebut. Baru-baru ini, dalam kurun waktu yang bersamaan, dua lagu milik kuartet terpanas dari London saat ini, The XX didaur ulang oleh dua grup band populer, yaitu OMD dan Gorillaz. Memang kehadiran The XX yang baru merilis album di tahun 2009 lalu disambut hangat oleh industri musik dunia. Keempat personil the XX yang baru memasuki usia 20an ini menyajikan musik yang dingin dan kosong. Layaknya musik yang seharusnya berputar di tengah malam yang dingin dengan jalan basah yang lowong.