Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2010

Day #30: Before We Begin

Gambar
"Here again, at the end. Before the beginning" Postingan ini adalah akhir dari misi menulis 30 hari yang saya mulai tanggal 2 Agustus 2010 lalu. Hari ini, tepat 30 hari saya telah mencorat coret blog ini dengan kata dan juga melodi. Apakah postingan ini adalah postingan saya terakhir di blog ini? Mudah-mudahan tidak. Sedianya, postingan ini adalah penutup dari fase pertama. Sebelum nantinya, saya memulai kembali untuk fase berikutnya yang juga akan dipenuhi oleh kata dan juga melodi yang mana menjadi tema sentral dalam blog Madah Bakti. Ini adalah akhir dari awal. Setiap postingan blog atau catatan harian selalu akan dibayang-bayangi oleh masa berakhir. Apakah sebuah postingan akan menjadi postingan terakhir dari seseorang? Apakah sebuah tulisan adalah tulisan terakhir yang dapat dibaca di blog?  Tidak ada yang tahu secara pasti. Bahkan si empunya blog biasanya tidak dapat memprediksi kapan blognya akan berakhir. Biasanya si empu blog tidak sengaja untuk mengakhiri blogn

Day #29: Writing Over The Sign

Gambar
Mungkin ini sebuah semiotika. Penanda dan pertanda yang bisa jadi bersifat linear atau abriter. Namun saya tidak akan menggunakan teori Peirce, Saussure ataupun Barthes. Yang saya gunakan hanya teori purba, dimana saya menulis ulang di benak dari apa yang saya tangkap, lihat dan rasakan. Writing over the sign you wrote. Because its this way. This way that I want to walk. Writing over the sign that you made. Because its this way. This way that I believe. Little blue, a quiet mood. I see a boundary along the street. You came up to me with a smiley face. I said “boy, your going to walk by yourself.” Wondering who sail up to the sky. So tired that I fall asleep. If waking up the street that nobody knows. Then I seer decision of the black well mole. Where the soldier learns.  Because its this way. This way that I believe. Where you don’t find a way. Because its this way. This way that I believe. Even the wolf . Looks for someone to talk. We only thought

Day #28: Substitute

Gambar
"You and I have a special talent, and I saw it immediately. We’re the substitute people. I’ve been the substitute person my whole life. I like it that way. It’s a lot less pressure." Kalimat di atas diucapkan oleh Claire Colburn kepada Drew Baylor, dua tokoh utama dari film Elizabethtown. Persepsi saya, kalimat itu dikatakan Claire untuk meyakinkan Drew bahwa ia tidak suka merasa dibutuhkan dan juga merasa membutuhkan selama menjalin hubungan percintaan. Seperti status orang pengganti yang biasanya tidak membutuhkan banyak syarat. Karena paling tidak ia sudah melaksanakan tugasnya sebagai pengganti. Pengganti ada untuk mengisi kekosongan. Atau dapat menjadi alternatif dari sesuatu yang sudah lebih dulu ada. Ya, pengganti akan selalu berkaitan dengan masa lalu. Dibandingkan dan disamakan. Pengganti kerap dianggap sebagai terbaik nomer dua. Sedangkan nomer pertamanya, pastinya yang ada sebelumnya.  Namun hal tersebut tidak selamanya benar.  Pengganti juga bisa dianggap s

Day #27: I Realized You

Gambar
Ada ungkapan klise yang menyatakan, bahwa kita sering menyadari sesuatu itu berharga ketika sesuatu itu telah hilang atau pergi. Sepertinya kata menyadari cukup lekat dengan kata terlambat. Menyadari sering tiba di waktu yang tidak tepat. Berarti selama ini, kita sering hidup dengan ketidaksadaran?  Freud mengistilahkan ketidaksadaran sebagai gunung es dimana puncak gunung es (kesadaran) yang dapat kita lihat sebenarnya hanyalah bagian kecil dari keseluruhan gunung es yang tidak terlihat di bawah permukaan air (ketidaksadaran). Jadi walaupun kita menyadari kita hidup dan bernafas, namun ketidaksadaran dengan kekuatannya yang besar selalu menghantui hidup ini. Seperti ketika kita tidak sadar telah berkata sesuatu yang menyakitkan perasaan orang lain. Atau ketika kita tidak sadar telah memukul seseorang karena sedang naik pitam. Semua ketidaksadaran itu dapat timbul karena rutinitas (kita sering melakukan sesuatu secara otomatis) dan juga ketidaksadaran akan perasaan yang datang si

Day #26: Happiness

Gambar
48 tahun lalu, John Lennon menulis lagu yang menyinggung kebahagiaan dengan tajuk "Happiness Is a Warm Gun." Lagu ini pada akhirnya menjadi salah satu lagu multi tafsir terpopuler karena banyak sekali ragam interpretasi mengenai apa definisi kebahagiaan sesungguhnya yang dimaksud John Lennon di lagu tersebut. Sebenarnya, kebahagiaan itu sendiri rasanya tidak perlu didefinisikan. Terlebih dicari apalagi hingga terobsesi. Namun kebahagian bisa diharapkan. Salah satu ucapan ulang tahun ke teman yang sering saya katakan adalah semoga bahagia. Bukan semoga panjang umur ataupun semoga banyak rejeki. Saya selalu berharap, kebahagiaan seharusnya tercipta di dalam setiap jiwa. Walaupun hal tersebut bertolak belakang dengan apa yang banyak dialami oleh para sastrawan dan juga musisi yang secara tidak langsung 'menolak' kebahagiaan demi terciptanya mahakarya yang agung. Mereka ini adalah kumpulan orang yang berteman baik dengan kesedihan. Dimana kesedihan dapat menjadi

Day #25: The Sun, The Moon and Stars

Gambar
Dari dulu, manusia memiliki kecenderungan untuk menyukai segala sesuatu yang berada di luar jangkauan mereka. Sesuatu yang tidak dapat disentuh secara fisik, pasti akan menimbulkan berbagai harapan ataupun keingintahuan yang besar. Sesuatu yang berada di luar jangkauan itu lah yang juga menjadi inspirasi terbesar dari banyak seniman selama ini. Salah satunya, banyak karya seni yang tercipta dari benda-benda luar angkasa, seperti matahari, bulan dan juga bintang. Ketiganya ini nyata namun masih berada di luar jangkauan. Manusia tidak dapat menyentuhnya secara langsung. Mmh..kecuali mungkin para astronot yang pernah menyentuh bulan dalam arti kata sebenarnya. Berbicara mengenai tiga benda luar angkasa ini: bulan, bintang dan matahari, semuanya juga memilki konotasi yang berbeda jika diterapkan ke dalam sebuah karya seni, dalam hal ini saya berbicara musik. Lagu yang menyertakan matahari sebagai inspirasinya, biasanya adalah lagu yang ceria dan bersifat optimis. Sementara lagu ya

Day #24: Hidden

Gambar
Apakah rahasia itu selalu tersembunyi? Atau tersembunyi itu selalu rahasia? Dua kata ini, rahasia dan tersembunyi, walau memiliki makna sendiri-sendiri, namun penggunaanya sering sekali dipadupadankan. Mungkin karena konotasinya hampir mirip antara keduanya. Sama-sama misterius. Bagaimanapun, rahasia tidak selamanya tersembunyi. Dan yang tersembunyi tidak selamanya menjadi rahasia. Saya sendiri lebih menyukai kata tersembunyi jika dibandingkan dengan kata rahasia. Alasannya, tersembunyi itu terasa lebih hangat dan rendah hati dibandingkan rahasia yang seakan-akan berdiri tegak dengan dinding keangkuhan, tidak ingin diketahui oleh orang lain.  Sedangkan, tersembunyi berada di bawah radar karena berbagai alasan yang sebenarnya tidak ingin disembunyikan. Tersembunyi menjalani kodratnya sebagai tersembunyi mungkin karena ketidaksengajaan. Jika memang disengaja untuk disembunyikan, mungkin memang belum waktunya untuk diketahui. Ketika rahasia tidak mau memiliki waktu yang tepat untuk

Day #23: Sparks

Gambar
Beberapa waktu lalu, seorang teman pernah menolak untuk dijodohkan. Teman saya ini seorang pria yang telah berumur di pertengahan 30 dan belum menikah. Wanita yang dicoba dijodohkan dengannya kurang lebih berusia sama. Setelah beberapa kali pertemuan dan saling berkomunikasi melalui telepon dan juga sms, teman saya menolak untuk melanjutkannya lebih dalam lagi. Ia beralasan, "Nggak euy. Nggak ada sparknya. Buat apa dipaksakan?" Spark. Di dalam bahasa Indonesia kita mengenal padanan kata itu sebagai percikan. Sebuah reaksi alamiah ketika dua manusia saling menemukan ketertarikannya. Namun percikan ini juga ternyata juga tidak mudah untuk menemukannya.  Percikan ini biasa datang tak diundang dan mungkin juga pulang tak diantar. Sama seperti jelangkung. :D Percikan datang bisa kapan saja dan dimana saja. Karena dimensinya yang tidak besar, kehadiran percikan kerap terlambat disadari. Terkadang dibutuhkan momen tertentu untuk menyadari kedatangannya. Bisa saja percikan

Day #22: 11:11

Gambar
Bagi banyak orang, angka merupakan sebuah tanda atau lambang. Sebagian lagi menganggap angka adalah nilai. Tentu kita masih ingat di masa kecil, angka kerap menjadi momok yang menakutkan. Angka adalah lambang dari pelajaran yang rumit dan membosankan (baca: Matematika). Dan angka juga yang selalu menghantui di buku raport ketika ia berfungsi sebagai nilai. Saya sendiri selalu bermasalah dengan angka. Dari jaman SD hingga kuliah, setiap pelajaran yang mengandung banyak angka selalu akan meresahkan saya.  Di kehidupan sehari-hari, angka juga selalu mengusik saya. Mulai dari sulitnya menghitung pengeluaran dan pemasukan setiap bulan hingga contoh yang paling simpel, membaca dan mencatat nomer telepon teman di ponsel yang selalu membuat saya mencocokkan deratan angka-angka tersebut berulang kali. Karena saya tidak menjalin keakraban dengan angka selama ini, maka dari itu saya juga tidak peduli dengan nomor-nomor cantik yang biasa dicari banyak orang untuk nomer ponselnya. Satu-satuny

Day #21: I Wanna Live In Dream, In My Record Machine

Gambar
Seringkali kita bermimpi namun kita tidak dapat mengingatnya dengan jelas saat kita terbangun. Cukup aneh sebenarnya. Manusia dapat mengingat dengan jelas kejadian di masa lalu yang telah berjalan beberapa tahun ke belakang, namun mengapa di pagi hari kita tidak dapat mengingat mimpi yang baru saja terjadi semalam? Selalu ada kabut yang setia menghalangi mimpi. Apakah benar mimpi itu sebuah dunia pararel yang berdiri sendiri dan terpisah dari dunia nyata? Jika memang benar seperti itu lalu mengapa mimpi juga menampilkan beberapa elemen yang kita alami di dunia nyata? Begitu banyak pertanyaan, begitu banyak jawaban mengenai mimpi. Namun hanya satu harapan untuk mimpi yang selalu berkumandang setiap saya terbangun: Andaikan mimpi dapat direkam dan bisa diputar kembali dan dinikmati di pagi hari sebagai teman minum kopi. Oasis - I Wanna Live In Dream, In My Record Machine

Day #20: Our Way To Fall

Jam saat ini menunjukkan pukul 1.50. Dan iTunes di komputer saya memutar lagu secara acak. Lalu seketika, lagu ini pun mengalun. Salah satu lagu favorit saya sepanjang masa. Dan saya berjanji akan mendengarkan lagu ini dimainkan secara langsung di hadapan saya, suatu saat nanti. Yo La Tengo -  Our Way To Fall. I remember a summer's day I remember walking up to you I remember my face turned red And I remember staring at my feet I remember before we met I remember sitting next to you And I remember pretending I wasn't looking So we'll try and try Even if it lasts an hour With all our might We'll try and make it ours Cause we're on our way We're on our way to fall in love I remember your old guitar I remember I Can't Explain I remember the way it looked around your neck And I remember the day it broke I remember song you sang I remember the way you looked tonight And I remember the way it made me feel So we try and try Even if it lasts an hour With all our

Day #19: Spit on a Strangers

Gambar
Apakah di jaman internet ini kita masih mengenal istilah orang tak dikenal? Mau sebagaimana asingnya, kita masih dapat mencari paling tidak sedikit informasi tentangnya di rimba raya internet ini. Walau kita tidak mengenal dengan dekat, namun kita dapat mengenalnya dari jauh. Mencari identitas pribadi adalah kemampuan yang kini tidak hanya dimiliki oleh pihak kepolisian atau dinas rahasia saja. Yang diperlukan sekarang hanya lah nama atau kata kunci yang spesifik, maka semua orang yang pernah melakukan kegiatan berinternet dengan seijin Yang Maha Kuasa Google, dapat teridentifikasi. Internet melahirkan jutaan pengintai setiap harinya. Dan pengintai di internet itu bukan lah seperti pengintai kejam berdarah dingin yang biasa ada di film-film action thriller. Pengintai yang ada bisa jadi merupakan seorang staf HRD yang memang harus mengintai calon karyawannya melalui Facebook. Atau pengintai itu merupakan seseorang pria yang tengah dilanda asmara yang sedang mencermati film atau m

Day #18: Motion Picture Soundtrack

Gambar
Hari ini saya pertama kali turut serta dalam kegiatan Tai Chi. Kegiatan ini sudah beberapa kali terselenggara dan bertempat di Rumah Buku, jalan Hegarmanah, Bandung. Selama ini saya selalu menganggap Tai Chi adalah senam bagi orang tua karena gerakannya yang lambat. Namun setelah mencobanya langsung, ternyata Tai Chi ini juga cukup menantang bagi orang-orang seusia saya. Walau gerakannya terbilang lambat, namun juga lumayan menguras keringat. Mungkin karena jumlah gaya atau jurus yang ada juga terhitung banyak. Latihan Tai  Chi ini diawali dengan senam pernafasan yang diiringi musik yang telah disertai rekaman suara orang yang memberikan instruksi. Yah mirip seperti musik pengiring SKJ. Senam ini memiliki gerakan yang ternyata menjadi dasar bagi Tai Chi itu sendiri yang sesinya dimulai setelah latihan senam yang berlangsung sekitar 20 menit itu selesai. Kini, Tai Chi banyak dikenal sebagai olahraga senam pernafasan. Namun di awal sejarahnya, Tai Chi itu  dikenal sebagai ilmu bela

Day #17: Everyday I Write The Book

Gambar
Siang tadi sebuah tweet dari seorang teman menyadarkan saya, "Oh Twitter, I feel like I'm reading an endless novel continues stories from each of you." Apa yang teman saya katakan itu, rasanya memang benar. Bisa dikatakan Twitter adalah salah medium pendokumentasian hidup paling instant saat ini. Semua orang menjadi 'penulis' bagi kehidupannya sendiri yang seketika dapat dibaca oleh sesamanya. Namun, walau di dunia ini tidak ada Twitter, blog atau diari, hidup ini juga seperti sebuah buku besar dengan lembaran putih yang setiap hari kita 'tulis'. Kita semua kini tengah dalam proses menyelesaikan sebuah buku yang bertajuk "Kehidupan Saya." Elvis Costello - Everyday I Write The Book

Day #16: Tanah Airku

Gambar
Hari ini, negeri dimana saya dilahirkan berulang tahun ke enam puluh lima. Dalam perjalanan hidupnya, negeri ini selalu dicintai dan juga selalu dibenci oleh rakyatnya sendiri. Bagi saya, mau bagaimana pun bobroknya, negeri ini tetaplah menjadi rumah untuk berpulang. Selamat ulang tahun tanah air tercinta, Indonesia. Tanah Airku ciptaan Saridjah Niung Bintang Soedibio Tanah airku tidak kulupakan Kan terkenang selama hidupku Biarpun saya pergi jauh Tidak kan hilang dari kalbu Tanah ku yang kucintai Engkau kuhargai Walaupun banyak negri kujalani Yang masyhur permai dikata orang Tetapi kampung dan rumahku Di sanalah kurasa senang Tanahku tak kulupakan Engkau kubanggakan

Day #15: Complicated

Gambar
Semalam, seorang teman tampak sedang gelisah. Jari dan matanya tak pernah lepas dari Blackberrynya. Ia sedang bersitegang dengan kekasihnya yang berbeda kota dengannya melalui sarana Blackberry Messenger. Kehidupan percintaannya akhir-akhirnya ini memang selalu dilanda permasalahan yang akut. Di film Inception kita mengenal mimpi yang berlapis, maka di kehidupan percintaan teman saya itu, permasalahannya yang berlapis. Cukup pelik. Saya tidak perlu menceritakan detailnya, namun "complicated" adalah kata kuncinya. :) Seorang teman lain berkata, ciri kehidupan percintaan anak jaman sekarang adalah "complicated." Jejaring sosial Facebook pun menyediakan status hubungan "It's Complicated" bagi penggunanya. Jadi apakah benar "complicated" itu sangat dekat dengan kehidupan percintaan jaman sekarang? Hubungan percintaan pada umumnya adalah hubungan antara dua manusia. Dan kerumitan itu biasanya mudah sekali timbul jika hubungan yang ada bersi

Day #14: Everybody Gotta Learn Sometimes

Tadi malam, tanpa sengaja saya kembali menonton salah satu film favorit sepanjang masa, The Eternal Sunshine of the Spotless Mind. Mengapa tanpa sengaja? Karena saya menontonnya di salah satu televisi lokal ketika saya baru pulang ke kos. Menonton film panjang di televisi lokal yang harus memenuhi kuota pengiklan di setiap jamnya, sudah pasti harus rela untuk 'digantungkan' setiap beberapa menit. Lagi seru-serunya, tiba-tiba dipotong iklan. Akhirnya aktifitas menonton pun jadi "kentang" atau kena tanggung. Ok, saya masih maklum dengan keadaan tersebut. Toh kalau ingin menonton tanpa diganggu iklan lebih baik memutar dvd saja. Atau menonton televisi kabel channel film. Tapi malam tadi, saya ingin sedikit bernostalgia. Sudah lama rasanya tidak menonton film panjang di televisi lokal. Seperti kembali di tahun 1999, tulis saya di Twitter tadi. Film Eternal Sunshine lalu berjalan hingga adegan penutup yang disambut dengan lagu "Everybody Gotta Learn Sometimes&qu

Day #13: Starlight

Gambar
Tulisan ini adalah penghormatan saya kepada Chris Dedrick. Mungkin namanya kurang familiar di banyak orang. Walau begitu, ia telah berjasa dalam menciptakan melodi tak lekang jaman melalui paduan vokal yang harmonis dan rancak dari grup sunshine pop, The Free Design. The Free Design adalah grup vokal asal New York, Amerika Serikat yang aktif berkarir dari pertengahan tahun 60an hingga awal 70an. Sungguh disayangkan, pada saat karir band ini tengah berjalan, nama mereka kurang bergaung dan tenggelam begitu saja di balik nama-nama besar dari grup vokal sejenis di jamannya seperti The Mamas and the Papas. Bagai permata yang hilang dan tersembunyi di dasar lautan, musik mereka yang indah pada akhirnya mulai dapat pengakuan orang banyak setelah musisi asal Jepang, Cornelius melalui label musiknya merilis ulang dari katalog album The Free Design di tahun 1997. Tidak lama dari situ, label indie pop asal Spanyol, Siesta juga menyertakan beberapa lagu The Free Design dalam beberapa kompila

Day #12: Cross My Heart

Gambar
Bangsa Indonesia adalah bangsa tersumpah di seluruh dunia. Maksud saya, kata sumpah selalu dekat dengan kehidupan bangsa ini. Dari Sumpah Palapa, Sumpah Pemuda hingga Sumpah Pocong. Di percakapan sehari-hari, kita sering sekali berucap sumpah yang biasanya akan diikuti oleh pertanyaan, "Sumpah demi apa?" Ada yang demi orang tua tercinta, demi rumput yang bergoyang atau paling standar, demi Tuhan. Biasanya semakin tinggi derajat yang menjadi jaminan akan sumpahnya, maka semakin bisa dipercaya sumpah tersebut. Jadi sah-sah saja kita tidak mempercayai sumpah seseorang dengan jaminan rumput yang bergoyang. :D Sumpah adalah janji yang khidmat. Ada yang berkata sumpah lebih memberatkan daripada janji. Tapi menurut saya, keduanya sama saja. Akan sama saja akibatnya jika kita tidak menepati janji dan juga melanggar sumpah. Sama-sama akan menghilangkan kepercayaan orang lain. Jadi sebenarnya sumpah itu tidak perlu ada jaminan apapun. Tidak perlu bersumpah demi sesuatu atau seseora

Day #11: The Like In I Love You

Gambar
Seperti prinsip jodoh, sebuah lagu (tanpa perlu kita mencarinya) juga akan menemukan sendiri pendengarnya di waktu dan keadaan yang tepat. Bisa saja kita tidak sengaja mendengar sebuah lagu yang kita sukai di tengah supermarket. Atau yang paling umum, kita mendengar lagu yang tiba-tiba kita sukai saat mendengar radio atau saat melihat tayangan iklan di televisi. Bagi para musisi, prinsip jodoh dan tidak jodoh dengan lagu pun masih berlaku. Terutama jika mereka membawakan ulang sebuah karya yang telah ada sebelumnya. Sering terjadi sebuah lagu malah lebih populer ketika dibawakan ulang oleh musisi atau penyanyi baru daripada ketika dibawakan oleh pengusung aslinya. Begitu juga yang dialami oleh musisi kawakan Brian Wilson. Di bulan Agustus ini, pentolan dari grup legendaris The Beach Boys akan kembali merilis album yang berisi interpretasinya terhadap karya komponis George Gershwin. Diantara 12 lagu yang akan ada dalam album yang bertajuk Brian Wilson Reimagines Gershwin ini, ada

Day #10: 4'33"

Gambar
Saya selalu membayangkan, apa jadinya jika kehidupan manusia memiliki soundtrack pribadi yang menyala sepanjang waktu di telinga kita? Setiap kita melakukan hal apapun, selalu ada musik latar yang menyertai. Musik itu juga dapat otomatis mengatur volumenya sendiri, tergantung mood kita dan juga ketika kita sedang melakukan pembicaraan dengan orang lain. Saya pribadi tidak akan keberatan jika ada musik yang selalu berputar otomatis di telinga seperti itu. Namun, ada satu hal yang sepertinya akan selalu meresahkan saya jika musik 24 jam non stop itu benar ada, yakni akan menganggu saya ketika sedang menulis. Entah mengapa, saya tidak pernah bisa mendengarkan musik ketika sedang menulis. Cukup aneh ya? Sementara banyak orang yang membutuhkan musik ketika bekerja khususnya dalam menulis. Mungkin saya tipe orang yang sulit membagi konsentrasi di saat yang bersamaan. Tapi jika memang saya sulit membagi konsentrasi, mengapa banyak hal lain yang bisa saya kerjakan bersamaan dengan mende

Day #9: Clumsy

Gambar
Bagi yang sudah cukup lama mengenal saya, pasti akan mengenali sifat saya yang satu ini, yakni ceroboh. Entah mengapa, saya sering sekali mengalami 'kecelakaan domestik', misalnya menyenggol gelas berisi air hingga tumpah, merusak peralatan elektronik atau ketinggalan barang di suatu tempat. Jika ada seorang yang terkenal ceroboh, biasanya orang itu selalu tergesa-gesa atau istilah lainnya grasak grusuk. Namun saya sendiri merasa bukan sebagai orang yang selalu tergesa-gesa. Bisa dikatakan malah saya orang yang amat teramat santai. Mungkin saya malah terlihat lambat bagi sebagian orang. Jadi itulah anehnya. Lambat tapi ceroboh, kata seorang teman sore tadi yang juga mengalami permasalahan yang sama dengan saya. Mengapa dari gerak gerik yang tidak tergesa-gesa namun kecerobohan itu selalu datang? Entahlah, kalau bisa menemukan jawabannya pasti saya dan juga teman saya tersebut akan merasa sangat senang. Karena kebiasaan ceroboh ini walau bisa mengundang tawa bagi sebagian

Day #8: Hujan

Gambar
Hujan adalah salah satu keadaan alam di dunia ini yang selalu lekat kaitannya dengan lagu. Sering kita mendengar, "Lagu A paling enak didengar ketika hujan turun, sambil menyeruput kopi hangat." Atau, "Denger lagu B di tengah hujan, rasanya adem." Mengenai latar hujan dan kaitannya dengan lagu atau album musik, saya pernah membahasnya disini. Hujan juga sering menjadi inspirasi bagi para musisi dalam menciptakan karya-karya mereka. Contoh paling mudah, banyak sekali lagu yang menyertakan kata hujan di judul. Dari yang menyalahkan hujan sebagai biang keladi (Blame It On The Rain - Milli Vanilli) hingga hujan di bulan November yang sangat populer itu (November Rain - Guns N' Roses) Namun dari semua lagu hebat mengenai hujan ataupun yang cocok dinikmati di kala hujan, hingga saat ini rasanya tidak ada yang dapat mengalahkan kesederhanaan lagu "Hujan" ciptaan Ibu Sud, salah satu seniman besar Indonesia yang mendedikasikan dirinya sebagai pencipta lag

Day #7: A House Is Not a Home

Gambar
Di bahasa Inggris, kata Home dan House adalah dua kata yang berbeda makna. Namun di bahasa Indonesia, untuk mewakili dua makna yang berbeda itu, tetap menggunakan satu kata: rumah. Saya pernah bertanya di Twitter mengenai hal ini . Apakah ada kata di bahasa Indonesia yang bisa mewakili makna dari kata Home di bahasa Inggris? Beberapa teman merespon tweet saya tersebut. Ada satu respon yang rasanya cukup masuk akal, walau tidak 100 persen setuju. Teman saya berkata, tempat tinggal mungkin bisa untuk mewakili makna dari kata Home. Salah satu quotes paling populer yang menyinggung kata Home ialah, "Home is where the heart is." Maksud quotes ini sudah cukup jelas, bahwa rumah sesungguhnya adalah tempat atau seseorang yang paling kamu cintai. Ya, kata Home memang tidak selalu menyatakan sebuah ruang. Home lebih bersifat abstrak. Tidak selalu berwujud fisik. Home adalah kata yang menggambarkan dimana diri kita akan selalu kembali pulang. Jadi, jika Home lekat dengan kata k

Day #6 They Fell For Words Like Love

Gambar
Kata itu seperti sebuah melodi tanpa lagu. Kata itu bisa menjadi senjata yang tenang untuk perang yang sunyi. Kata itu adalah bibit terbaik bagi apa yang nantinya akan disemai oleh sepasang manusia. Hangman's Beautiful Daughters - They Fell For Words Like Love

Day #5: Manhattan Skyline

Gambar
Lagu "Manhattan Skyline" adalah salah satu lagu perpisahan favorit saya. Walau perpisahan bukanlah kata favorit bagi saya dan pasti bagi banyak orang. "Manhattan Skyline" pertama kali dipopulerkan oleh grup A-Ha. Lalu didaur ulang oleh Kings of Convenience menjadi sebuah ode perpisahan yang begitu mengharukan. Dan lagu ini sengaja saya putar sebagai lagu terakhir pada siaran Popcircle semalam yang juga merupakan siaran terakhir dari teman saya, Risa Saraswati yang pada hari minggu ini akan meninggalkan Indonesia untuk mengikuti suaminya yang tengah mengambil pendidikan paska sarjana di New Zealand. Risa telah menjadi penyiar Popcircle selama dua tahun, semenjak acara radio ini mengudara di Rase FM awal tahun 2008. Saya sendiri menjadi produser Popcircle semenjak kuartal terakhir tahun 2008. Pada prosesnya, hubungan saya dengan Risa lalu berkembang, tidak hanya sebagai produser dan penyiar saja, namun juga sebagai tim di balik proyek solonya, Sarasvati. Tida

Day #4: We Have All The Time In The World

Gambar
Sering kita mendengar kalimat-kalimat ini, "Maaf, saya tidak punya waktu." atau "Andaikan saya memiliki waktu yang lebih banyak." Banyak anggapan bahwa waktu adalah sesuatu yang mahal. Begitu sulit dicari, begitu sulit untuk mendapatkannya secara berlimpah. Padahal, waktu itu merupakan kekayaan diri dengan jumlah berlimpah yang sebenarnya sudah dimiliki semua orang. Waktu adalah harta karun diri yang nilainya jauh lebih berharga daripada uang. Maka dari itu, saya tidak setuju ungkapan waktu adalah uang. Karena kita tidak bisa menukar waktu dengan uang. Waktu bisa jadi adalah uang, namun yang pasti uang bukanlah sebuah waktu. Saya juga tidak setuju istilah menunda waktu. Waktu itu akan terus berjalan tak terhentikan. Jika menunda berarti kita menghentikan waktu. Rasanya membuang waktu itu lebih tepat dari istilah menunda waktu. Ketika seseorang tidak menggunakan harta waktu dengan sebagaimana mestinya, berarti ia membuang hartanya dengan sia-sia. Kita sang pemi

Day #3: I Could Be Dreaming

Gambar
Di jaman ketika musik telah menjadi sebuah 'agama' tersendiri bagi banyak orang, istilah naik haji juga tidak hanya dimiliki oleh pemeluk agama Islam saja. Naik haji bagi penggemar musik adalah ketika seseorang telah berhasil menonton langsung band pujaannya. Band pujaan yang selama ini semua rilisannya didengarkan secara religius dan setiap lagunya diresapi secara khusuk layaknya mengamalkan ayat-ayat kitab suci. Di hari ini, kurang dari 24 jam dari saya menulis tulisan ini, saya akan mengikuti ibadah haji indie pop dengan menonton band kecintaan saya selama ini, Belle and Sebastian. Dan betapa beruntungnya saya, ibadah haji ini memiliki muatan spiritual yang berlipat ganda pahalanya karena kebetulan band saya, Ballads of the Cliche berkesempatan menjadi salah satu band pembuka konser Belle and Sebastian di Indonesia.  Mungkin saya berlebihan, tapi diberkahi semua kesempatan ini rasanya seperti sebuah mimpi yang terlalu indah untuk menjadi nyata. Mengikuti ibad

Day #2: Private Eyes

Gambar
Pada dasarnya manusia selalu menyukai konsep kehidupan pararel. Dalam kehidupan pararel ini, manusia seperti dihidupkan kembali menjadi sosok baru dalam sebuah dunia lain. Dunia pararel juga dapat menjadi rumah bagi pelarian manusia yang tidak puas ataupun tidak bahagia di dalam dunia asalnya. Salah satu contoh kehidupan pararel yang paling tua yang dialami manusia adalah mimpi. Selain itu, dalam perkembangan dunia sekarang ini, internet juga berakhir sebagai dunia pararel bagi manusia modern. Internet menyediakan kita sebuah kehidupan lain dengan beragam pilihan. Ada yang memilih internet sebagai media pelarian dari kehidupan nyata, ada yang menggunakannya sebagai jaringan untuk memperluas pertemanan dan masih banyak lagi. Satu hal yang kerap terjadi di dalam dunia internet, setiap individu dapat menjadi pusat perhatian khayalak ramai dimana setiap mata akan mengawasi semua gerak-gerik kita yang sialnya juga sangat mudah untuk ditelusuri jika berminat. Internet meruntuhkan semua

Day #1: (They Long to Be) Close to You

“Why do birds suddenly appear everytime you are near?" adalah salah satu kalimat pembuka lagu paling populer dalam sejarah musik pop dunia. Kalimat pertanyaan ini langsung menarik perhatian di detik-detik perdana dalam lagu. Begitu meriahnya perasaan cinta dalam lagu ini, diilustrasikan dengan burung-burung yang menyambut gembira rasa yang telah datang. Seakan-seakan seluruh alam semesta merestui apa yang sedang dirasakan oleh dua orang yang sedang dibuai asmara. Ada kenyamanan yang tak ternilai harganya ketika berada dekat dengan seseorang yang kita cintai. Dan semua elemen rasa yang menakjubkan itu dengan cerdas dapat diterjemahkan hanya melalui kalimat pertanyaan yang menjadi pengantar di lagu ini. Lirik memikat karya Hal David ini dikawinkan dengan melodi cantik karya Burt Bacharach, hasilnya adalah kesempurnaan. Walau begitu, perjalanan lagu ini terbilang cukup panjang sebelum menggapai telinga banyak orang. "(They Long to Be) Close to You" awalnya dibawakan da